Manusia memiliki kecenderungan untuk membeli barang yang diinginkan ketimbang yang benar-benar dibutuhkan. Kebanyakan orang bahkan membeli barang tanpa melihat fungsi utama dari barang tersebut, dan keputusan membeli hanya berdasar pada fisik barang yang terlihat lucu, menarik, atau sekedar menaikkan gengsi.
Perilaku konsumtif memang tidak lepas dari kehidupan sehari-hari, apalagi dengan semakin majunya teknologi. Pada era saat ini dimana masyarakat sangat melek teknologi, iklan penjualan pun akhirnya bertebaran di sosial media. Penjual barang berlomba mengiklankan produknya di berbagai media dan memberi diskon besar-besaran sehingga harga barang menjadi sangat terjangkau. Bahkan metode pembayaran pun memiliki banyak sekali opsi. Konsumen dapat memilih untuk membeli langsung dengan tunai, mencicil atau hanya menggunakan poin kartu kredit.
Di sisi lain, membeli barang yang hanya dipakai sesekali sebetulnya memiliki dampak tersendiri. Apalagi jika kita tinggal di perkotaan dan wilayah pinggiran kota, dimana kebanyakan rumah tinggal tidak memiliki halaman atau ruang yang cukup untuk menyimpan barang. Beberapa orang pada akhirnya memilih untuk mendonasikan barang yang masih layak pakai untuk tetangga, saudara, teman bahkan Yayasan tertentu.
Namun tidak semua barang juga cocok untuk didonasikan. Ada kategori barang tertentu yang pada akhirnya tetap berada di lemari, gudang, bahkan ruang kamar meski keberadaannya hanya membuat ruangan menjadi lebih sempit. Ini dikarenakan adanya pertimbangan dari kemungkinan untuk kemungkinan kembali memakai barang tersebut.
Contoh barang yang seringkali hanya berada di Gudang rumah dalam waktu lama adalah alat berat pertukangan, sepeda, sampai perlengkapan acara, yang dipakai hanya pada perayaan atau kondisi tertentu. Beberapa barang yang jarang kita pakai juga menghuni laci rumah sampai sudut-sudut ruangan lain, contohnya kamera, drone, VR, alat medis, mainan anak, sampai koper traveling.
Sebetulnya selalu ada alternatif lain yang dapat menjadi solusi agar barang tidak menumpuk di rumah, seperti misalnya menjual kembali atau menyewakan barang tersebut di tempat lain. Namun menjual barang yang sudah tidak dipakai tidak lah mudah, terlebih jika barang memang pasti akan dipakai lagi seperti bor listrik, atau barang tersebut tergolong sulit dijual, seperti alat musik bekas sampai alat olahraga.
Untuk sewa dan menyewakan barang, Platform Raggam dapat menjadi salah satu alternatif yang dapat dilirik. Raggam.id adalah Platform penyewaan dua arah yang memberikan kemudahan bagi komunitas sewa menyewa secara nasional. Platform ini memiliki system yang mengatur dari dimulainya persewaan hingga barang kembali ke vendor (pemilik barang).
Raggam memiliki visi untuk menciptakan komunitas sewa yang aman, baik dari sisi pemilik maupun penyewa. Oleh karena itu, proses pembuatan akun & verifikasi identitas untuk seluruh pengguna Platform memang diwajibkan agar persewaan dapat lebih nyaman dan aman bagi semua pihak. Setelah akun terverifikasi, pengguna dapat menyewa 16 kategori barang di Raggam dan bahkan membuka toko sewanya sendiri. Pengguna yang membuka tokonya di Raggam dapat mengatur prosedur sewa, harga sewa, deposit/jaminan hingga pengiriman barang.
Hingga saat ini, penyewa dapat menggunakan promo yang tersedia di Raggam tanpa memotong profit sewa dari pemilik barang. Meski Raggam sudah bekerjasama dengan perusahaan pengiriman besar seperti GoSend & Deliveree, vendor dapat mengatur pengiriman menggunakan kurir tokonya sendiri.
Inovasi di dunia persewaan ini juga diperuntukkan agar masyarakat dapat memiliki opsi bisnis sendiri, bahkan menggunakan barang bekas yang ada di rumah. Saat ini Raggam dapat diakses melalui website dan aplikasi di iOS dan Android.